Long
Exposure atau jika di terjemahkan ialah pencahayaan yang panjang. Artinya pengambilan
gambar dengan kamera dalam jangka waktu yang lama demi mendapatkan pencahayaan
yang besar di keadaan yang minim cahaya. Ketika dalam pengambilan gambar ini
kondisi exposure di luar batas normal tidak seperti biasanya atau ketika
seseorang mengambil foto dalam keadaan normal. Long exposure menjadi salah satu
cabang fotografi yang menginginkan hasil antara gambar diam dan bergerak
menjadi satu, berbeda dengan foto landscape yang hanya mengambil satu objek
yang mayoritas seperti foto pemandangan (gunung, pantai, gedung-gedung, dll),
jadi cabang fotografi Landscape dan Long Exposure itu berbeda. Dalam
perkembangan fotografi cabang Long Exposure tidak hanya di gunakan dalam
keadaan minim cahaya saja tetapi masih banyak lagi dan mari kita membahasnya
satu persatu.
Dasar
Fotografi Long Exposure
Di
dalam dunia fotografi pasti ada teori dasar agar menghasilkan foto yang bagus,
begitu juga dengan Long Exposure yang
tidak luput akan tiga elemen dasar yang sering di sebut segitiga exposure yang
terdiri dari ISO, Shutter Speed, dan Aperture (diafragma). Tiga elemen ini
menjadi dasar pengaturan di dalam kamera untuk mengontrol exposure yang di
terima oleh kamera, caranya dengan memaksimalkan kinerja kamera yang di setting
secara maksimal “sampai batas maksimal kamera” antara ISO, Shutter Speed, dan
Aperture.
Kemudian dalam proses pengambilan gambar long exposure juga
membutuhkan beberapa alat yang di gunakan demi menghasilkan foto yang di
inginkan, contoh nya penggunaan tripod sebagai penyangga kamera agar kamera
tidak bergoyang “shake” dan hasil gambar yang di hasilkan seseuai dengan
keinginan fotografer. Adapun penggunaan ND Filter (Neural Density) yang
bertujuan untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk kedalam kamera (sensor)
demi menghasilkan warna yang tidak terlalu terang namun tetap tajam atau tidak
mengubah karakternya, ND Filter terbagi menjadi beberapa level mulai dari ND4, ND8,
ND16, dst. Selain penggunaan ND Filter, CPL (Circular Polarizer) juga menjadi
andalan seorang fotografer long exposure untuk mendapatkan hasil foto yang
tajam dengan ranah speed yang lambat atau pun cepat.
CPL bermanfaat untuk
menyerap cahaya yang di terima oleh lensa yang akan di teruskan kedalam sensor
kamera untuk mengurangi refleksi permukaan objek foto. Kemudian alasan lain
fotografer menggunakan CPL ialah bentuk nya seperti filter lensa kamera pada
umumnya lalu mejadi pengatur saturasi warna dan kontras pada hasil foto.
Foto
Long Exposure menggunakan tiga elemen ISO, Shutter Speed, Aperture
Foto
long exposure menggukan ISO menjadi salah satu cara agar foto mendapatkan
pencahayaan yang baik atau cerah akan tetapi tidak sebaik ketika menggunakan
Shutter Speed. Caranya sangat mudah, atur ISO hingga nilai tertinggi (biasanya
pada kamera canon kelas menengah – kebawah mencapai 6400 saja) atau maksimal,
sehingga banyak cahaya yang di hasilkan. Akan tetapi penggunaan ISO di dalam
foto long exposure ini memiliki kelemahan akan muculnya noise (bercak putih) di
hasil foto yang telah di ambil, semakin ISO yang di gunakan maka semakin banyak
pula kemungkinan noise yang di hasilkan. Oleh karna itu penggunaan ISO yang
tinggi dalam foto long exposure sangat di hindari oleh para fotografer long
exposure kemungkinan ISO yang di gunakan antara 100 – 400.
Foto
long exposure menggunakan Shutter Speed mejadi andalan mayoritas fotografer karena
dengan speed yang sangat lambat (sampai 30sec) dapat menghasilkan foto yang ciamik
antara objek yang bergerak dan diam sesuai dengan apa yang di inginkannya,
karena semakin lambat speed yang di atur maka semakin lama juga tirai rana
membuka yang menyebabkan cahaya semakin banyak yang masuk kedalam sensor. Akan
tetapi jika seorang fotografer membutuhkan speed yang lebih lambat (lama) maka
menggunakan shutter speed bulb, dengan setelan bulb seorang fotografer dapat
mengatur berapa lama speed yang di inginkan bahkan lebuh dari 30sec namun
kekurangan dari setelan bulb ini ialah ketika kamera yang di gunakan untuk
mengambil gambar bergerak karena ketidakstabilan atau tersenggol, oleh karena
itu di sarankan untuk menggunakan tripod dan remote shutter sebagai alat
bantunya.
Foto
long exposure menggunakan aperture atau diafragma ialah mengatur bukaan pada
lensa melalui kamera dengan bukaan yang lebar (open wide) jadi semakin lebar
lensa membuka semakin banyak cahaya yang yang masuk ke dalam sensor. Namun cara
ini tidak terlalu efektif sehingga tidak banyak fotografer menggunakan cara
ini, akan tetapi pada waktu tertentu seorang fotografer akan menggunakan cara
ini agar hasil dari foto yang di dapat menjadi lebih tajam (mengurangi blur di
titik yang lebar).
Dari
ketiga elemen di atas tadi sudah dapat di simpulkan bahwa dalam cabang
fotografi long exposure pengaturan shutter speed yang paling sering digunakan
dalam keadaan ringan maupun berat (powerfull) dan setelan ISO pada angka yang
sedikit (nyaman) serta pengaturan aperture yang hanya sebagai penyeimbang untuk
mengurangi adanya vignette. Akan tetapi ada kalanya ketika tiga elemen exposure
itu benar-benar digunakan dengan kekuatan maksimal (powerfull) ialah ketika
seorang fotografer akan memotret milky way (bima sakti), aurora, star trail,
dan memotret pada malam hari.
Long
Exposure Day
Jika
anda seorang fotografer ingin mencoba memotret long exposure pada pagi hari,
siang hari, maupun sore hari maka anda memerlukan ND filter yang kinerjanya
untuk mengurangi cahaya lebih yang akan terima oleh sensor yang dapat
menghasilkan gambar yang tajam dan tidak over exposure. Di bawah ini termasuk
dari hasil foto yang di ambil ketika pagi hari menggunakan bantuan ND filter :
(foto)
Adapun
beberapa macam bentuk dari ND filter di antara nya yang berbentuk ulir atau
yang menggunakan holder, filter ini memiliki spsifikasi yang berbeda-beda dalam
mereduksi cahaya yang akan masuk kedalam sensor mulai dari yang 1 stop – 13
stop.
Kesimpulannya
dalam foto long exposure ini bertujuan untuk mendapatkan 2 objek sekaligus
dalam satu gambar (gambar diam dan gambar bergerak), dan yang perlu di ingat
lagi jika long exposure dan landscapae itu jenis cabang fotografi yang berbeda.
Dalam hal pengambilan gambar long exposure lebih membutuhkan banyak alat bantu
di mulai dari tripod, nd filter, CPL, dan remote shutter relese. Tidak hanya
soal alat saja, foto long exposure juga membutuhkan rasa seni dan kesabaran
yang lebih ketika hendak memotret nya karena setiap momen dan waktu itu harus
di perhitungkan dan harus di perkirakan sebaik mungkin tidak hanya asal
mengambil gambar seperti foto landscape yang hanya memotret pemandangan tanpa
banyak memikirkan waktu, dan longs exposure tidak melulu harus berbentuk
horinzontal namun juga bisa di ambil dalam posisi vertikal (potrait). Jadi buat
kalian yang ingin mencoba cabang fotografi ini sangat di sarankan untuk selalu
mencoba atau mengeksplorasi hal-hal baru tidak hanya mencoba satu atau dua kali
saja tetapi harus berkali-kali karena long exposure itu membutuhkan jam terbang
(pengalaman) yang tinggi jika ingin mendapatkan foto yang terbaik, Selamat Mencoba.
(sumber foto : www.kelas fotografi.com)
(Sumber
foto : www.kelas fotografi.com)
(sumber foto : www.kelas fotografi.com)
(Sumber
foto : www.kelas fotografi.com)
(sumber
foto : Leonardo Orazi)
Penulis : Adi Sukma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar