Minggu, 10 September 2017

Mengenal Apa itu Foto Long Exposure

       Long Exposure atau jika di terjemahkan ialah pencahayaan yang panjang. Artinya pengambilan gambar dengan kamera dalam jangka waktu yang lama demi mendapatkan pencahayaan yang besar di keadaan yang minim cahaya. Ketika dalam pengambilan gambar ini kondisi exposure di luar batas normal tidak seperti biasanya atau ketika seseorang mengambil foto dalam keadaan normal. Long exposure menjadi salah satu cabang fotografi yang menginginkan hasil antara gambar diam dan bergerak menjadi satu, berbeda dengan foto landscape yang hanya mengambil satu objek yang mayoritas seperti foto pemandangan (gunung, pantai, gedung-gedung, dll), jadi cabang fotografi Landscape dan Long Exposure itu berbeda. Dalam perkembangan fotografi cabang Long Exposure tidak hanya di gunakan dalam keadaan minim cahaya saja tetapi masih banyak lagi dan mari kita membahasnya satu persatu.

Dasar Fotografi Long Exposure
       Di dalam dunia fotografi pasti ada teori dasar agar menghasilkan foto yang bagus, begitu juga dengan  Long Exposure yang tidak luput akan tiga elemen dasar yang sering di sebut segitiga exposure yang terdiri dari ISO, Shutter Speed, dan Aperture (diafragma). Tiga elemen ini menjadi dasar pengaturan di dalam kamera untuk mengontrol exposure yang di terima oleh kamera, caranya dengan memaksimalkan kinerja kamera yang di setting secara maksimal “sampai batas maksimal kamera” antara ISO, Shutter Speed, dan Aperture. 

       Kemudian dalam proses pengambilan gambar long exposure juga membutuhkan beberapa alat yang di gunakan demi menghasilkan foto yang di inginkan, contoh nya penggunaan tripod sebagai penyangga kamera agar kamera tidak bergoyang “shake” dan hasil gambar yang di hasilkan seseuai dengan keinginan fotografer. Adapun penggunaan ND Filter (Neural Density) yang bertujuan untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk kedalam kamera (sensor) demi menghasilkan warna yang tidak terlalu terang namun tetap tajam atau tidak mengubah karakternya, ND Filter terbagi menjadi beberapa level mulai dari ND4, ND8, ND16, dst. Selain penggunaan ND Filter, CPL (Circular Polarizer) juga menjadi andalan seorang fotografer long exposure untuk mendapatkan hasil foto yang tajam dengan ranah speed yang lambat atau pun cepat. 

       CPL bermanfaat untuk menyerap cahaya yang di terima oleh lensa yang akan di teruskan kedalam sensor kamera untuk mengurangi refleksi permukaan objek foto. Kemudian alasan lain fotografer menggunakan CPL ialah bentuk nya seperti filter lensa kamera pada umumnya lalu mejadi pengatur saturasi warna dan kontras pada hasil foto.

      Foto Long Exposure menggunakan tiga elemen ISO, Shutter Speed, Aperture
Foto long exposure menggukan ISO menjadi salah satu cara agar foto mendapatkan pencahayaan yang baik atau cerah akan tetapi tidak sebaik ketika menggunakan Shutter Speed. Caranya sangat mudah, atur ISO hingga nilai tertinggi (biasanya pada kamera canon kelas menengah – kebawah mencapai 6400 saja) atau maksimal, sehingga banyak cahaya yang di hasilkan. Akan tetapi penggunaan ISO di dalam foto long exposure ini memiliki kelemahan akan muculnya noise (bercak putih) di hasil foto yang telah di ambil, semakin ISO yang di gunakan maka semakin banyak pula kemungkinan noise yang di hasilkan. Oleh karna itu penggunaan ISO yang tinggi dalam foto long exposure sangat di hindari oleh para fotografer long exposure kemungkinan ISO yang di gunakan antara 100 – 400.

       Foto long exposure menggunakan Shutter Speed mejadi andalan mayoritas fotografer karena dengan speed yang sangat lambat (sampai 30sec) dapat menghasilkan foto yang ciamik antara objek yang bergerak dan diam sesuai dengan apa yang di inginkannya, karena semakin lambat speed yang di atur maka semakin lama juga tirai rana membuka yang menyebabkan cahaya semakin banyak yang masuk kedalam sensor. Akan tetapi jika seorang fotografer membutuhkan speed yang lebih lambat (lama) maka menggunakan shutter speed bulb, dengan setelan bulb seorang fotografer dapat mengatur berapa lama speed yang di inginkan bahkan lebuh dari 30sec namun kekurangan dari setelan bulb ini ialah ketika kamera yang di gunakan untuk mengambil gambar bergerak karena ketidakstabilan atau tersenggol, oleh karena itu di sarankan untuk menggunakan tripod dan remote shutter sebagai alat bantunya.

      Foto long exposure menggunakan aperture atau diafragma ialah mengatur bukaan pada lensa melalui kamera dengan bukaan yang lebar (open wide) jadi semakin lebar lensa membuka semakin banyak cahaya yang yang masuk ke dalam sensor. Namun cara ini tidak terlalu efektif sehingga tidak banyak fotografer menggunakan cara ini, akan tetapi pada waktu tertentu seorang fotografer akan menggunakan cara ini agar hasil dari foto yang di dapat menjadi lebih tajam (mengurangi blur di titik yang lebar).

     Dari ketiga elemen di atas tadi sudah dapat di simpulkan bahwa dalam cabang fotografi long exposure pengaturan shutter speed yang paling sering digunakan dalam keadaan ringan maupun berat (powerfull) dan setelan ISO pada angka yang sedikit (nyaman) serta pengaturan aperture yang hanya sebagai penyeimbang untuk mengurangi adanya vignette. Akan tetapi ada kalanya ketika tiga elemen exposure itu benar-benar digunakan dengan kekuatan maksimal (powerfull) ialah ketika seorang fotografer akan memotret milky way (bima sakti), aurora, star trail, dan memotret pada malam hari.

Long Exposure Day
Jika anda seorang fotografer ingin mencoba memotret long exposure pada pagi hari, siang hari, maupun sore hari maka anda memerlukan ND filter yang kinerjanya untuk mengurangi cahaya lebih yang akan terima oleh sensor yang dapat menghasilkan gambar yang tajam dan tidak over exposure. Di bawah ini termasuk dari hasil foto yang di ambil ketika pagi hari menggunakan bantuan ND filter :

(foto)
      Adapun beberapa macam bentuk dari ND filter di antara nya yang berbentuk ulir atau yang menggunakan holder, filter ini memiliki spsifikasi yang berbeda-beda dalam mereduksi cahaya yang akan masuk kedalam sensor mulai dari yang 1 stop – 13 stop.


Kesimpulannya dalam foto long exposure ini bertujuan untuk mendapatkan 2 objek sekaligus dalam satu gambar (gambar diam dan gambar bergerak), dan yang perlu di ingat lagi jika long exposure dan landscapae itu jenis cabang fotografi yang berbeda. Dalam hal pengambilan gambar long exposure lebih membutuhkan banyak alat bantu di mulai dari tripod, nd filter, CPL, dan remote shutter relese. Tidak hanya soal alat saja, foto long exposure juga membutuhkan rasa seni dan kesabaran yang lebih ketika hendak memotret nya karena setiap momen dan waktu itu harus di perhitungkan dan harus di perkirakan sebaik mungkin tidak hanya asal mengambil gambar seperti foto landscape yang hanya memotret pemandangan tanpa banyak memikirkan waktu, dan longs exposure tidak melulu harus berbentuk horinzontal namun juga bisa di ambil dalam posisi vertikal (potrait). Jadi buat kalian yang ingin mencoba cabang fotografi ini sangat di sarankan untuk selalu mencoba atau mengeksplorasi hal-hal baru tidak hanya mencoba satu atau dua kali saja tetapi harus berkali-kali karena long exposure itu membutuhkan jam terbang (pengalaman) yang tinggi jika ingin mendapatkan foto yang terbaik, Selamat Mencoba.

(sumber foto : www.kelas fotografi.com)

(Sumber foto : www.kelas fotografi.com)

(sumber foto : www.kelas fotografi.com)

(Sumber foto : www.kelas fotografi.com)

(sumber foto : Leonardo Orazi)

Penulis : Adi Sukma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar