Prosumption merupakan gabungan dari 2 kegiatan yaitu produksi dan konsumsi. Produksi sendiri merupakan bagian dimana seseorang membuat sesuatu, dan konsumsi adalah bagian dimana orang tersebut menikmati sesuatu yang telah diproduksi. Produksi dan konsumsi semacam ini tentu dalam dunia pemasaran adalah hal yang sangat umum, dapat pula dikatakan seorang penjual adalah produsen dan pembeli adalah konsumen.
Jika kita berbicara anatar produksi dan konsumsi secara terpisah, pasti hal ini sangat mudah untuk dipahami. Untuk penggambarannya ambil saja contoh ketika kita membeli makan di warung nasi padang, ketika kita memesan makanan dan pelayan mengambilkannya, itu dapat kita bilang bahwa pelayan adalah produsen dan kita adalah konsumen. Hal ini tentu merupakan suatu kegiatan yang terpisah.
Namun berbeda lagi apabila kita berbicara mengenai prosumption. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dimana seseorang menjadi seorang produsen sekaligus konsumen dalam satu waktu. Contoh mudahnya kita ambil dari kasus kita membeli makanan di warung nasi padang juga. Ketika kita berbicara ke arah prosumption, kita akan mengambil nasi hingga lauknya sendiri tanpa dilayani oleh pelayan, bahkan sampai membayarnya kita langsung membayar sendiri. Hal ini dapat kita asumsikan bahwa ketika kita berada disana, kita langsung memproduksi barang yang kita inginkan sekaligus mengkonsumsinya secara langsung.
Lalu bagaimana prosumption terjadi di era media?
Perkembangan media saat ini telah masuk ke ranah media baru. Kita sudah tidak lagi berbicara mengenai media mainstream saja, namun kita juga berbicara ke arah media baru, seperti youtube, facebook, twitter, instagram, dan media sosial lain. Dalam perkembangannya kita mengenal pula apa yang dinamakan era web 2.0.
Dalam web 2.0 ini, kita secara tidak langsung juga telah melakukan prosumption di ranah dunia digital. Ambil saja contoh ketika kita memproduksi konten di instagram, secara tidak langsung kita menjadi produsen, dan ketika ada orang yang meng-like konten kita maka secara tidak langsung kita mengkonsumsi perasaan senang atau puas.Hal tersebut merupakan salah satu contoh dari prosumption di era digital.
Hal serupa juga dapat kita alami di media sosial atau platform lain, seperti di youtube, twitter, hingga facebook. Sehingga mau tidak mau di era sekarang kita pasti akan menjadi seorang prosumer sekalipun kita tidak menginginkannya apabila kita masih menggunakan teknologi di era sekarang. Namun yang paling penting sebagai prosumer kita harus tetap bijak dalam memproduksi konten, jangan sampai kita membuat sesuatu yang sekiranya dapat merugikan orang lain. (khairul)
Penulis
: Khairul Syafuddin
terimakasih atas informasinya, dan jangan lupa kunjungi kami di http://kapsulgamatemaswalatra.com/obat-herbal-asma-akut/
BalasHapus